Minggu, 23 September 2012

RELATIVISME TAFSIR AL-QUR'AN


Relatifisme tafsir Al-Qur’an adalah sesuatu yang tidak dapat saya terima. Logika tafsir klasik menurut saya harus tetap memagang otoritas. Stop! Jangan eror dulu hanya mendengar kata otoritas. Ini adalah hal yang sangat wajar dalam

SEANDAINYA AL-QUR'AN TURUN DI JAWA


Seandainya Al-Qur’an turun misalnya di Jawa, maka tentu saja ia menggunakan bahasa Jawa. Bukan hanya berbahasa Jawa. Tapi Isi Al-Quran juga akan mencerminkan budaya Jawa. Inilah salah satu ide pribumisasi Islam yang salah satu asasnya adalah Al-Qur’an merupakan produk sejarah dimana ia akan menyesuaikan dengan setiap budaya dimana ia diturunkan. Pengandaian ini secara otomatis menuduh

ANALOG AYAT QATH'I


 Peraturan lalu lintas terbaru yang menyedot perhatianku adalah tentang “menyalakan lampu di siang bolong”. Ini sungguh sangat aneh. Peraturan yang irasional. Orang-orang yang menggunakan akal pikirannya tentu paham seribu kali bahwa fungsi lampu (rasio legis) dari lampu adalah untuk alat penerangan. Lah, ini siang bolong malah diwajibkan pakai lampu. Kerumitan ini segera terjawab setelah saya kroscek ke salah seorang teman saya. Katanya,