Selasa, 02 Oktober 2012

KARENA AL-QURAN AKU MEMILIHMU

Salah satu kelebihan para nabi jika dibandingkan  dengan para filosof adalah diturunkannya wahyu yang diklaim sebagai firman Tuhan yang diberikan kepada mereka. Sedangkan posisi para nabi juga “mengklaim” sebagai “yang menyampaikan” risalah Tuhan. Bukannya orang yang mengajarkan suatu kebajikan dengan tendensi dirinya sendiri. Sungguh, jika misalnya para nabi itu hanya mengklaim sebagai orang yang “mengajarkan sesuatu” dengan tendensi diri mereka sendiri dan tak ada bukti riil berupa wahyu yang otentik, maka  kurasa mereka tak jauh berbeda denga para filosof.

      Jika posisi mereka menjadi demikian, maka bagiku juga menjadi bebas untuk menentukan siapa yang akan menjadi panutan hidupku. Lantas, aku pun tak mesti harus beragama jika aku memilih Feuerbach sebagai panutanku. Aku pun menjadi tak percaya lagi pada Tuhan, lantaran aku menerima secara apik kritik Feuerbach pada Tuhan. Atau aku juga bisa memilih Karl Marx  dengan sosialismenya atau Weber dengan agama humanitasnya.

      Tapi keotentikan al-Qur’an sungguh tak bisa disangkal. Bukan hanya karena dipercayai secara dogmatis lantaran ia wahyu Tuhan. Tapi Al-Quran terpancar begitu terang dengan bukti-bukti ilmiah. Jika Al-Qur’an tak pantas dipercaya, rasanya yang lainnya lebih berhak untuk tidak dipercaya. Inilah salah satu hal yang membuatku memilih Islam. Jika misalnya Nabi Muhammad hanya punya al-Hadis, maka aku tak harus mengikutinya. Beliau menjadi pilihan diantara sekian banyak orang-orang agung.

Tidak ada komentar: